Aku cemburu pada purnama malam itu
Cahayanya sempurna mengubah pekat menjadi begitu damai
Sementara bintang-gemintang laksana para putri dalam pesta dansa
Senyum merekah, tawa yang renyah, dan wajah-wajah sumringah
Sungguh malam yang istimewa
Aku cemburu pada sekuntum mawar merah yang tiap helai kelopaknya tersegarkan oleh butiran embun pagi
Setelah embun hilang, mawar dan kupu-kupu adalah keindahan yang tak terpisahkan dalam balutan sinar matahari
Aku cemburu pada gerimis yang menari diantara hembusan bayu pada senja merah jambu
Rintiknya adalah irama bagi jiwa-jiwa merindu
Dinginnya adalah selimut bagi rasa yang ragu
Aku cemburu pada pelangi selepas hujan tadi
Warna-warnanya bersanding tak tergantikan
Ia setia hanya pada hujan pilihannya
Aku cemburu…
Aku cemburu pada purnama
pada sekuntum mawar merah
pada gerimis
pada pelangi
seperti aku cemburu padamu…
Jakarta, 22 April 2012
Tinggalkan komentar